Orbital Dan Peranannya Dalam Ikatan
Kovalen
A. Orbital
hibridisasi
Nitrogen dan oksigen
Hibridisasi adalah penyetaraan tingkat energi melalui
penggabungan antarorbitalsenyawa kovalen atau kovalen koordinasi.Teori
hibridisasi dipromosikan olehkimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur
molekul seperti metana (CH4).Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk
sistem-sistem kimia yangsederhana, namun pendekatan ini selanjutnya
diaplikasikan lebih luas, dansekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik
yang efektif untuk merasionalkanstruktur senyawa organik. Teori hibridisasi
tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungankuantitatif.
Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada ikatan yangmelibatkan
orbital d, seperti yang terdapat pada kimia koordinasi dan kimiaorganologam.
Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi dapat digunakan, iaumumnya tidak
akurat Kata 'hibridisasi' berarti 'pencampuran' dan bila digunakan dalam
konteks orbital atom, ia menjelaskan cara menurunkan arah orbital
dengan leluasa yang dapat digunakan dalam VB teori.
Ada
tiga cara di mana proses pencampuran dapat terjadi.
●
orbital 2s digabung ketiga orbital 2p. Ini dikenal sebagai hibridisasi sp3;
●
orbital 2s digabung dengan dua orbital 2p. Hal ini dikenal sebagai hibridisasi
sp2;
●
orbital 2s digabung dengan salah satu orbital 2p. Hal ini dikenal sebagai
hibridisasi sp.
Nitrogen
Ikatan kovalen tidak hanya terbentuk dalam senyawa
karbon, tetapi juga dapat dibentuk oleh atom-atrom lain. Semua
ikatan kovalen yang dibentuk oleh unsur-unsur dalam tabel periodik
dapat dijelaskan dengan orbital hibrida. Secara prinsip,
pembentukan hibrida sama dengan pada atom karbon. Nitrogen memiliki lima
elektron valensi di lapisan kedua. Setelah hibridisasi, akan memiliki tiga
setengah penuh orbital sp3 dan dapat membentuk tiga ikatan.
Oksigen
oksigen mampu membentuk dua ikatan sigma karena pada
kulit terluarnya terdapat dua elektron tak berpasangan (2py dan
2pz). Air adalah contoh senyawa yang mengandung oksigen sp3.Elektron pada
ground-state atom oksigen memiliki konfigurasi:
1s2
2s2 2px2 2py1 2pz1, dan oksigen merupakan atom divalen. Dengan melihat
konfigurasi elektronnya.
B.
Ikatan rangkap konjugasi
Ikatan rangkap terkonjugasi adalah ikatan yang kedudukannya
diantara oleh satu ikatan tunggal seperti -CH=CH-CH=-CH. terutama dalam system
konjugasi atau senyawa organic yang atom-atomnya secara kovalen berikatan
tunggal dan ganda secara bergantian (C=C-C=C-C) dan mempengaruhi satu sama lainnya
membentuk daerah delokalisasi electron disebut dengan konjugasi. Elektron-elektron
pada daerah delokalisasi bukanlah milik salah satu atom, melainkan milik
keseluruhan system konjugasi ini.
C.
Benzena dan resonansi
Benzena merupakan suatu senyawa
hidrokarbon dengan rumus molekul C6H6, dan rumus
strukturnya merupakan rantai lingkar (siklis) dengan ikatan rangkap selang
seling. Kedudukan ikatan rangkap pada senyawa karbon ini dapat berpindah –
pindah posisi. Peristiwa ini disebut resonansi ikatan rangkap. Oleh karena
posisi ikatan rangkap yang tidak pasti ini, akhirnya senyawa ini digambarkan
sebagai cinci lingkar. Ikatan rangkap yang terdapat pada benzen disebut dengan
ikatan rangkap terkonjugasi. Struktur demikian diperkenalkan pertama kali oleh
Kekule.
Senyawa
yang mengandung cincin benzena dikenal dengan nama senyawa
aromatis. Senyawa aromatis dapat berisi satu, dua, tiga, atau lebih cincin benzena.
Struktur benzena dikatakan juga
sebagai struktur Kekule. Kenapa? Karena pada tahun 1865, Friedrich Kekule
menemukan dan mengusulkan struktur yang pas untuk benzena, yaitu segi enam
beraturan dengan ikatan rangkap selang-seling.
Struktur Resonansi Benzena:
Resonansi terjadi karena adanya
delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan tunggal. Delokalisasi
elektron yang terjadi pada benzena pada struktur resonansi adalah sebagai
berikut:
Hal yang harus diperhatikan adalah,
bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu senyawa, tetapi
merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya merupakan gabungan
dari semua struktur resonansinya. Hal ini pun berlaku dalam struktur resonansi
benzena, sehingga benzena lebih sering digambarkan sebagai berikut:
Teori resonansi dapat menerangkan
mengapa benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam
benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam cincin yang kokoh terhadap
serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena itulah reaksi yang
umum pada benzena adalah reaksi substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu
cincin karbonnya.
|
|
|
Gambar
3 dimensi Struktur Benzena
|
Gambar
Molimod Struktur Benzena
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar